Searching...
Minggu, 08 Juni 2014

DAMPAK KEMAJUAN TEKNOLOGI GAME TERAHADAP EKSISTENSI PERMAINAN TRADISIONAL



Kemajuan pesat globalisasi di era sekarang ini mempunyai dampak pada berbagai aspek kehidupan. Tidak terkecuali untuk kehidupan anak-anak Indonesia. Arus modernisasi membuat mereka tidak lagi mengenal permainan tradisional yang notabene juga merupakan warisan budaya bangsa.

Syarifullah, Sosiolog UIN Jakarta mengemukakan, ada beberapa penyebab melunturnya permainan tradisional anak-anak Indonesia. Pop culture menjadi salah satu penyebab utamanya. Pop culture yaitu budaya kekinian yang disebabkan adanya modernisasi. Perkembangan acara televisi dan munculnya berbagai permainan membuat anak-anak kini lebih memilih menghabiskan waktu di rumah.

Menurutnya, adanya perebutan pasar di tingkat dunia juga menjadi penyebab lain memudarnya permainan tradisional. Amerika sukses mengenalkan figur superhero mereka, seperti Superman atau Spiderman. Ditambah lagi munculnya Tsubasa, Naruto, Avatar, dan tokoh andalan Jepang lainnya yang juga mampu mengalihkan perhatian anak-anak dari permainan tradisional.

 Menyempitnya lahan bermain bagi anak pun menjadi faktor lain, khusunya di kota-kota besar. “Seperti di Jakarta, jangankan untuk bermain anak, untuk menanam pohon saja sudah tidak ada lahan,” ujarnya, Minggu (8/7).

Ia juga menambahkan, hal lain yang menjadi faktor memudarnya permainan tradisional yaitu kurangnya rasa bangga anak bangsa terhadap budaya Indonesia, termasuk pada permainan tradisional. Tidak sedikit anak menganggap permainan congklak itu kuno dan akan lebih memilih memainkan Play Station-Portable (PS-P).

Ia mengakui, memang sulit untuk menghindari pudarnya permainan tradisional di tengah arus globalisasi seperti sekarang. Namun, sebenarnya hal tersebut bisa diminamilisir dengan menumbuhkan kebanggaan putra bangsa terhadap budaya sendiri.

Ia juga menjelaskan, pengenalan dan penanaman rasa bangga terhadap anak membutuhkan peran orang tua dan guru. Orang tua harusnya tidak hanya mengenalkan anak pada kecanggihan teknologi, tapi juga pada kekayaan bangsa.
Selain itu, pengenalan tersebut dapat juga dilakukan oleh pihak sekolah. “Kalau bisa masukan juga muatan lokal (mulok) khusus untuk mempelajari budaya daerah,” papar Syarif. Menurutnya, mulok bahasa daerah saja tidak cukup.


Pengaruh pada perkembangan anak

Erna Multahada, psikolog anak mengemukakan, ia tidak membedakan mana yang lebih baik antara permainan tradisional dan permainan modern. Baginya, setiap permainan memiliki kelebihan dan kekurangan. “Kan ada juga permainan modern seperti balok-balokan yang dapat memacu kreativitas anak,” jelasnya.

Namun, ia juga menyarankan agar para orangtua tidak memberikan permainan elektronik dahulu pada anak usia dini. Menurutnya, keasyikan anak bermain dengan alat elektronik dapat menyebabkan ia malas berinteraksi dengan orang lain. “Jangan salahkan anak kalau nantinya ia jadi pemalu,” tuturnya, Jumat (6/7).

Selain itu, permainan elektronik juga mampu membuat anak duduk diam seharian ketika memainkannya. Menurut Erna, hal tersebut dapat mengganggu perkembangan motorik anak. Permainan elektronik yang kadang menyuguhkan kefleksibelan pun mempunyai dampak bagi perkembangan anak. “Anak kan tinggal mencet, jadi ia tidak belajar (memecahkan) solusi,” ujarnya.

Berbeda ketika anak bermain permainan tradisonal. Selain anak dapat aktif berlari, anak juga belajar berbagi, kerja sama, dan menyelesaikan masalah. Namun, ia juga menyadari sempitnya lahan bermain untuk anak di jaman sekarang. “Tapi kan banyak juga permainan-permainan modern yang edukatif,” tambahnya.

Solusi :
Seyogyanya, kita semua wajib menjaga dan melestarikan permainan tradisional. Setidaknya, mengenalkan permainan tradisional kepada para anak-anak usia dini. Tapi, Menteri Kebudayaan yang memang bekerja untuk memperjuangkan agar budaya Indonesia sedemikan lestari sudah seharusnya melakukan pengenalan dan wadah bagi permainan tradisioanl. Ini bertujuan supaya karakter-karakter bangsa pun tidak digerogoti oleh budaya luar. Selain itu, Menteri Pendidikan pun harus peka terhadap masalah ini. Contohnya saja, berikanlah tugas bagi guru-guru SD untuk ikut mengenali permainan tradisional kepada murid. Dengan demikian, Permainan tradisional bisa kembali hadir ditengah-tengah masyarakat.
Sebuah harapan besar bagi bangsa Indonesia yang mana ciri-ciri bangsa tidak tenggelam seiring berkembangnya zaman. Karakter serta pribadi yang kuat akan mengarahkan bangsa ini menjadi bangsa yang lebih baik. Menghargai permainan tradisional pun menjadi salah satu bukti kecintaan kita terhadap budaya Indonesia. Mari lestarikan permainan lokal, permainan asli Indonesia.


Sumber :
http://hengkyfirmann.blogspot.com
http://banjarmasin.loveindonesia.com/news/id/news/detail/393575/sleman-akan-hidupkan-permainan-anak-tradisional

0 komentar:

Posting Komentar

Don't forget to comment... ^ _ ^

ads
ads
 
Back to top!