Searching...
Sabtu, 07 April 2012

Cinta Menurut Pandangan Islam


 “Perkembangan teknologi saat ini sudah merambah hingga ke seluruh bagian bumi ini. Memang, perkembangan teknologi ini menimbulkan banyak sekali manfaat dan kegunaan yang mempermudah kita dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari. Namun disamping manfaat yang begitu banyak juga terdapat dampak buruk yang tidak kalah jumlahnya. Dengan alasan itu saya ingin menyampaikan suatu makna dari kata cinta. Karena kita hidup di dunia ini sebenaranya selalu melakukan setiap kegiatan yang dikaitkan dengan makna dari kata cinta itu sendiri. Akan tetapi cinta yang dimaksud belum tentu sesuai dengan pandangan agama yang diajarkan. Maka dari itu saya akan menyampaikan segelintir informasi yang berkaitan dengan Cinta Menurut Pandangan Islam. Dengan tujuan membimbing kita menjalani kehidupan sesuai dengan jalan yang benar atau seharusnya dan mampu mencapai tujuan hidup di dunia ini yang sebenarnya. Aamiin.”

CINTA Menurut Pandangan Islam
أحب وجهة نظر الإسلام

CINTA :
            ·         Berhulu iman,
            ·         Bermuara taqwa
            ·         Ketulusan
            ·         Kejujuran
            ·         Kesetiaan
CINTA SEJATI:
·         Sakinah
·         Mawaddah
·         Rahmah


Cinta adalah fitrah manusia yang tak terpisahkan dari kehidupannya. Ia selalu dibutuhkan. Mencintai dan dicintai boleh-boleh saja, tidak ada larangan dalam Islam. Segala yang ada di alam semesta ini merupakan cerminan cinta Allah SWT. Hanya, yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana cara kita membina cinta tersebut. Apakah mendatangkan kebaikan kepada diri kita, atau keburukan yang melemparkan kita ke kubangan lumpur. Sebenarnya cinta itu indah, penuh berkah, dan rahmah. Akan tetapi, cinta semu kerap sekali melemparkan kita dari cinta yang sebenarnya.
Cinta itu datang secara tiba-tiba karena adanya kesamaan di antara dua insan yang saling mencintai. Cinta bisa datang karena simpatik, kasihan, di pinggir jalan, baru kenalan, bahkan karena dijodohkan sekalipun. Karena adanya kesamaan, akhirnya mereka saling mencintai. Banyak orang yang tadinya biasa-biasa saja, hanya berteman, atau sebelumnya tidak saling mengenal, kemudian bertemu, karena ada kesamaan akhirnya mereka saling mencintai. Banyak orang yang tidak ada kesamaan dengan orang yang dicintainya, hubungan mereka menjadi retak. Di dalam rumah tangga pun demikian,  karena tidak ada kesamaan akhirnya hubungan mereka menjadi rusak, ujung-ujungnya bercerai.
Oleh karena itu, janganlah kita tergesa-gesa mengungkapkan cinta. Karena salah dalam memilih, kita yang akan menyesal! Kenali terlebih dahulu, baik atau buruk. Nah, kalau kita sudah menemukan orang yang kita cintai dan ada kesamaan, yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana cara kita membina cinta tersebut. Bagaimana cara kita menjaga kesucian cinta tersebut. Di sini akan dibahas tentang konsep cinta dalam ‘Perspektif Agama.’

APA SIH CINTA ITU …..?

+ Cinta secara umum berarti     :
   Gelora jiwa, gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut dan kasih sayang.

+ Cinta secara khusus yaitu       :
Ketulusan, kejujuran dan kesetiaan. Cinta sejati adalah kesucian yang terjaga. Cinta semestinya berhulu iman dan bermuara taqwa.


BERHULU IMAN, BERMUARA TAQWA

Duhai saudaraku, apabila kita mencintai seseorang, langkah awal dalam membina cinta kita yaitu perbaiki niat. Tancapkan dalam hati bahwa cinta kita karena Allah ta’ala; bukan karena jabatannya, tahta atau hartanya, bukan karena kecantikan atau ketampanannya, akan tetapi Lillahi ta’ala karena Allah. Dan juga cinta kita bukan atas dasar nafsu belaka. Cinta nafsu adalah cinta dusta. Banyak orang bilang; berpegang tangan, berpelukan, ciuman, bermain melodi cinta adalah tanda cinta. Itu semua dusta! bualan belaka. Hanya orang yang penuh nafsu syetanlah yang mengatakan demikian. Tanda cinta bukanlah yang demikian. Akan tetapi, tanda cinta yaitu seberapa besar dia menjaga kesucian cintanya. Inilah tanda cinta yang hakiki.

“Bukan karena dorongan nafsu kubangkitkan cinta, akan tetapi kulihat cinta itu adalah akhlak mulia”

Banyak dari kita yang telah terjebak oleh permainan cinta. Ingat! Cinta  nafsu tidak akan mendatangkan kebahagiaan, kecuali kesengsaraan dan kehinaan yang berkepanjangan. Kita boleh mempertahankan cinta kita kalau bukan karena nafsu, akan tetapi karena Allah ta’ala.   

dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. “
            
Kalau cinta kita sudah karena Allah ta’ala, maka akan lahirlah: ketulusan, kejujuran, dan kesetiaan :

 + Ketulusan : Kalau cinta kita karena Allah ta’ala, maka akan lahir cinta yang yang tulus. Cinta yang berasal dari dalam lubuk sanubari. Menerima orang yang kita cintai apa adanya. Mau dia kaya atau miskin, cantik atau biasa-biasa aja. Mau dia orang kampung atau orang kota sekalipun, dia akan menerima apa adanya. Karena cintanya sudah dilandaskan pada iman dan taqwa. Berbeda dengan cinta yang dilandaskan pada nafsu semata. Cintanya tidak akan tulus. Dia akan pilih-pilih; mungkin karena harta, kecantikan, dll.

 +  Kejujuran : yang kedua akan lahir sifat kejujuran. Tidak saling tertutup, tidak saling menyembunyikan. Akan tetapi saling terbuka. Mereka akan menceritakan kelebihan atau kekurangannya apa adanya, tanpa ada yang dilebih-lebihkan ataupun dikurang-kurangkan. Ketika sedang ada masalah, orang yang di cintainyalah yang menjadi tempat curhat. Saling percaya dan saling terbuka. Begitu juga dengan kejujuran, kalau cintanya dilandaskan pada nafsu semata, tidak ada kejujuran. Yang ada hanyalah kemunafikan, kebohongan, bualan belaka. Cinta nafsu bersalut segunung kepalsuan dan kepuraan.

 + Kesetiaan  : Setelah tulus menerima apa adanya, kemudian saling percaya, dan saling terbuka, yang terakhir yaitu saling setia. Setia dalam hal apa? Setia tuk saling menjaga kesuciaan cintanya. Setelah itu tawakal kepada Allah, kalau ada jodoh maka akan melalui proses yang berikutnya. Kalau tiada jodoh, ya ikhlaskan, mungkin dia bukan yang terbaik buat kita. Karena manusia hanya bisa berusaha dan berserah, toh Allah jualah yang menentukan semuanya.

          Setelah melalui proses penjajakan yang begitu panjang; dari cinta karena Allah ta’ala, kemudiaan lahir cinta yang tulus, sifat saling percaya dan saling terbuka, lalu saling setia, kemudian setelah itu lahirlah yang namanya cinta sejati. Lalu kapan cinta sejati ini terwujudkan? Cinta ini akan terwujudkan nanti ketika dua insan yang saling mencintai sudah siap tuk berlayar ke muara cinta yang diridhai oleh Allah SWT, yaitu pernikahan. Dan dari cinta sejati inilah akan lahir: SAKINAH, MAWADDAH, WA RAHMAH.

Menurut hadits Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai’an katsura dzikruhu), kata Nabi, orang juga bisa diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai’an fa huwa `abduhu). Kata Nabi juga, ciri dari cinta sejati ada tiga :

    .    Lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain.
    .    Lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain.
    .    Lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang lain/diri sendiri.

Bagi orang yang telah jatuh cinta kepada Alloh SWT, maka ia lebih suka berbicara dengan Alloh Swt, dengan membaca firman Nya, lebih suka bercengkerama dengan Alloh SWT dalam I`tikaf, dan lebih suka mengikuti perintah Alloh SWT daripada perintah yang lain. Dalam Qur’an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:
    .    Cinta Mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan “ngegemesin”. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
    .    Cinta Rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur’an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.
     .    Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.
     .   Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur’an menggunakan istilah syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.
    .    Cinta ra’fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Al Qur’an menyebut istilah ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).
   .    Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur’an menyebut istilah ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaikha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)..
    .    Cinta syauq (rindu). Istilah ini bukan dari al Qur’an tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur’an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi..
    .    Cinta kulfah. yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur’an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, layukallifullah nafsan illa wus`aha
Sebenarnya mencintai itu sah-sah saja, tidak ada larangan dalam Agama. Asalkan kita mampu membina cinta tersebut menjadi cinta yang diridhai oleh Allah SWT. bukan cinta yang dimurkai oleh Allah SWT. Satu hal lagi, dalam Agama ISLAM cinta tak harus di awali dengan sebuah istilah pacaran, lebih indah dengan budaya Ta’aruf (pengenalan), diiringi sebuah komitmen karena ALLAH SWT, bila berjodoh kemudian menikah. Inilah cinta yang hakiki.

Semoga Allah selalu memberikan perlindungan kepada kita semua, sehingga kita terjaga dari cinta yang dimurkai Allah SWT. dan semoga kita mampu membina cinta kita menjadi cinta yang suci. Aamiin… 

             Isi paper sedikit dikutip dari : http://majalahasik.com 

Pada paper kali ini saya tidak terlalu mengkaitkan antara definisi cinta dengan profesi yang sedang saya jalani saat ini, yakni Mahasiswa Universitas Gunadarma, Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Informatika. Disini saya lebih ingin memaparkan makna dari cinta itu sendiri menurut ajaran agama. Tentunya kita semua hidup di dunia ini memiliki keyakinan masing-masing sebagai pembimbing diri kita menuju tujuan hidup yang sebenarnya. Dan saya sendiri Alhamdulillah merupakan salah satu dari sekian banyak umat islam yang ada di dunia ini. Paper ini lebih saya peruntukan bagi mereka yang satu keyakinan dengan saya yakni seorang muslim atau muslimah. Namun bukan berarti paper ini tidak boleh dibaca atau ditelaah oleh mereka yang beragama lain. Boleh-boleh saja namun saya minta maaf apabila ada sesuatu yang mungkin tidak sejalan atau tidak dimengerti oleh anda sekalian. Terima Kasih.

Download This Papers

1 komentar:

Don't forget to comment... ^ _ ^

ads
ads
 
Back to top!