Searching...
Jumat, 16 Maret 2012

Krisis Kebudayaan Di Zaman Ini

MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR
  Tema : Pengertian Kebudayaan
KRISIS KEBUDAYAAN DI ZAMAN INI


                                     Nama : Sonityo Danang Jaya
     NPM : 56411856
     Kelas : 1ia24


TEKNIK INFORMATIKA / S1
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2012
__________________________________________________________________________________________________
 
BAB I
PENDAHULUAN
  
1.1. Latar Belakang

Kebudayaan merupakan hasil kreasi manusia untuk menjadikan kehidupan yang lebih baik. Setiap bangsa mempunyai macam kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan pola kehidupan mereka yang berbeda-beda pula. Masalah kebudayaan memang seringkali menjadi bahan perbincangan hangat. Bahkan, Tidak jarang masalah kebudayaan ini memanas hanya karena perbedaan apresiasi dan persepsi atas kebudayaan yang ada.

Bukan hanya itu saja, kebudayaan tidak hanya menjadi suatu hal yang diperebutkan atau diperdebatkan karena perbedaan apresiasi dan presepsi melainkan kebudayaan yang ada telah sampai di ambang krisis karena ketidak-pedulian mereka terhadap kebudayaan yang mereka miliki.

Dari sedikit uraian mengenai kebudayaan yang telah di paparkan di atas muncul beberapa pertanyaan, diantaranya sebagai berikut :
1.    Apa yang dimaksud dengan Pengertian Kebudayaan ?
2.    Apa saja cara pandang terhadap kebudayaan ?
3.    Mengapa bisa terjadi krisis kebudayaan di zaman ini ?

1.2. Tujuan

  • Mengetahui pengertian Kebudayaan secara teoritis.
  • Mengetahui beberapa cara pandng terhadap kebudayaan.
  • Mengerti tentang aplikasi kebudayaan di sekitar kita saat ini.
__________________________________________________________________________________________________

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kebudayaan

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

2.2.  Sudut Pandang Kebudayaan

  •     Kebudayaan Sebagai Peradaban
Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan “budaya” yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang “budaya” ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya. Mereka menganggap ‘kebudayaan’ sebagai “peradaban” sebagai lawan kata dari “alam”. Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.

  •         Kebudayaan Sebagai Sudut Pandang Umum.
Para cendekiawan di Jerman, khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan nasionalisme – seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan Jerman, dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan Kekaisaran Austria-Hongaria – mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam “sudut pandang umum”. Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan antara “berkebudayaan” dengan “tidak berkebudayaan” atau kebudayaan “primitif.”

  •     Kebudayaan Sebagai Mekanisme Stabilisasi.
Teori-teori yang ada saat ini menganggap bahwa (suatu) kebudayaan adalah sebuah produk dari stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi menuju kebersamaan dan kesadaran bersama dalam suatu masyarakat, atau biasa disebut dengan tribalisme.

2.3. Mengapa Bisa terjadi Krisis Kebudayaan di Zaman Ini ?

Saat ini gelombang globalisasi telah memaksa negara-negara berkembang untuk mengkapitalisasi aset-aset yang dimilikinya baik dalam bentuk sumber daya alam maupun khasanah kebudayaan yang ada. Timbul kekhawatiran yang menguat, ketika Indonesia yang menjadi bagian dari komunitas dunia harus tegopoh-gopoh menghadapi cepatnya laju perubahan dunia meskipun bangsa ini memiliki perbekalan yang cukup memadai.

Realitas kehidupan berbudaya remaja yang rentan terhadap invasi budaya luar sungguh tidak bisa diandalkan untuk menghadapi kehidupan yang sudah mengglobal. Remaja-remaja sudah begitu dekat dengan budaya konsumtif sehingga tidak mengherankan budaya yang demikian mendorong perilaku yang bertentangan dengan kebudayaan yang ada di bangsa ini.
  
Fenomena ini harus ditangani segera dengan cara berpikiran alternatif. Karena dengan berpikir alternatif, kita melihat perbedaan itu bukan dari sudut pandang kalah-menang, tenar-tidaknya tetapi hanya sebagai pilihan-pilihan (alternatif). Dengan paradigma berpikir demikian, diharapkan remaja bisa terhindar dari silang sengkarut konflik pribadi yang tidak menutup kemungkinan malah bisa menjadi pemicu konflik sosial.
__________________________________________________________________________________________________

BAB III
KESIMPULAN

Setelah saya pahami mengenai pengertian kebuadayaan, sudut pandang kebudayaan, serta aplikasi kebudayaan di lingkungan sekitar saat ini, muncul satu lagi pertanyaan. “Masih dapatkah kembali ke era menutup negara seperti dulu?”. Jawaban dari saya pribadi yang sekaligus menjadi kesimpulan dari makalah ini yaitu :

 “Sebenarnya kita tidak perlu sampai mengharapkan era saat ini kembali lagi ke era yang telah lampau, dimana kebudayaan merupakan sebuah keseharian pada saat itu. Kita sebagai manusia dituntut untuk selalu berkembang dan terus berkembang, hanya saja kita juga tidak boleh menganggap remeh ataupun acuh terhadap kebudayaan yang kita miliki. Kita jaga, kita lestarikan, dan kita banggakan kebudayaan yang hanya dimiliki oleh negeri kita ini. Karena kebudayaan kita yakni kebudayaan asli dari Indonesia pada dasarnya merupakan sarana utama bangsa ini guna mencapai tujuan sebenarnya Negara Indonesia ini ada”.
__________________________________________________________________________________________________
 
 DAFTAR PUSTAKA


__________________________________________________________________________________________________

"Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan uraian-uraian yang terdapat pada makalah ini. Saya berharap makalah ini dapat memberi manfaat bagi semua yang bersedia membacanya maupun diri saya pribadi sebagai sebuah pengetahuan baru dan juga sebagai pemenuhan tugas kuliah softskill - Ilmu Budaya Dasar. Terima Kasih."
__________________________________________________________________________________________________
  
Download This Papers

0 komentar:

Posting Komentar

Don't forget to comment... ^ _ ^

ads
ads
 
Back to top!