MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR
Tema : Pengertian
Kebudayaan
KRISIS
KEBUDAYAAN DI ZAMAN INI
NPM
: 56411856
Kelas
: 1ia24
TEKNIK INFORMATIKA / S1
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2012
__________________________________________________________________________________________________
BAB I
PENDAHULUAN
__________________________________________________________________________________________________
1.1. Latar
Belakang
Kebudayaan
merupakan hasil kreasi manusia untuk menjadikan kehidupan yang lebih baik. Setiap
bangsa mempunyai macam kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan pola
kehidupan mereka yang berbeda-beda pula. Masalah kebudayaan memang seringkali menjadi
bahan perbincangan hangat. Bahkan, Tidak jarang masalah kebudayaan ini memanas
hanya karena perbedaan apresiasi dan persepsi atas kebudayaan yang ada.
Bukan
hanya itu saja, kebudayaan tidak hanya menjadi suatu hal yang diperebutkan atau
diperdebatkan karena perbedaan apresiasi dan presepsi melainkan kebudayaan yang
ada telah sampai di ambang krisis karena ketidak-pedulian mereka terhadap
kebudayaan yang mereka miliki.
Dari
sedikit uraian mengenai kebudayaan yang telah di paparkan di atas muncul
beberapa pertanyaan, diantaranya sebagai berikut :
1. Apa
yang dimaksud dengan Pengertian
Kebudayaan ?
2. Apa saja cara pandang terhadap
kebudayaan ?
3. Mengapa bisa terjadi krisis
kebudayaan di zaman ini ?
1.2. Tujuan
- Mengetahui pengertian Kebudayaan secara teoritis.
- Mengetahui beberapa cara pandng terhadap kebudayaan.
- Mengerti tentang aplikasi kebudayaan di sekitar kita saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kebudayaan
Menurut
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya,
rasa, dan cipta masyarakat.
Herskovits
memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas
Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut
Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.
Dari
berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan
adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan
lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
2.2. Sudut Pandang Kebudayaan
- Kebudayaan Sebagai Peradaban
Saat
ini, kebanyakan orang memahami gagasan “budaya” yang dikembangkan di Eropa pada
abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang “budaya” ini merefleksikan
adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang
dijajahnya. Mereka menganggap ‘kebudayaan’ sebagai “peradaban” sebagai lawan
kata dari “alam”. Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan
lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari
kebudayaan lainnya.
- Kebudayaan Sebagai Sudut Pandang Umum.
Para cendekiawan di Jerman,
khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan nasionalisme – seperti misalnya
perjuangan nasionalis untuk menyatukan Jerman, dan perjuangan nasionalis dari
etnis minoritas melawan Kekaisaran Austria-Hongaria – mengembangkan sebuah
gagasan kebudayaan dalam “sudut pandang umum”. Pemikiran ini menganggap suatu
budaya dengan budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing.
Karenanya, budaya tidak dapat diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini
masih mengakui adanya pemisahan antara “berkebudayaan” dengan “tidak
berkebudayaan” atau kebudayaan “primitif.”
- Kebudayaan Sebagai Mekanisme Stabilisasi.
Teori-teori yang ada saat ini
menganggap bahwa (suatu) kebudayaan adalah sebuah produk dari stabilisasi yang
melekat dalam tekanan evolusi menuju kebersamaan dan kesadaran bersama dalam
suatu masyarakat, atau biasa disebut dengan tribalisme.
2.3. Mengapa Bisa
terjadi Krisis Kebudayaan di Zaman Ini ?
Saat ini gelombang globalisasi
telah memaksa negara-negara berkembang untuk mengkapitalisasi aset-aset yang
dimilikinya baik dalam bentuk sumber daya alam maupun khasanah kebudayaan yang
ada. Timbul kekhawatiran yang menguat, ketika Indonesia yang menjadi bagian
dari komunitas dunia harus tegopoh-gopoh menghadapi cepatnya laju perubahan
dunia meskipun bangsa ini memiliki perbekalan yang cukup memadai.
Realitas kehidupan
berbudaya remaja yang rentan terhadap invasi budaya luar sungguh tidak bisa
diandalkan untuk menghadapi kehidupan yang sudah mengglobal. Remaja-remaja sudah
begitu dekat dengan budaya konsumtif sehingga tidak mengherankan budaya yang demikian
mendorong perilaku yang bertentangan dengan kebudayaan yang ada di bangsa ini.
Fenomena ini harus
ditangani segera dengan cara berpikiran alternatif. Karena dengan berpikir
alternatif, kita melihat perbedaan itu bukan dari sudut pandang kalah-menang,
tenar-tidaknya tetapi hanya sebagai pilihan-pilihan (alternatif). Dengan
paradigma berpikir demikian, diharapkan remaja bisa terhindar dari silang
sengkarut konflik pribadi yang tidak menutup kemungkinan malah bisa menjadi
pemicu konflik sosial.
__________________________________________________________________________________________________BAB III
KESIMPULAN
Setelah saya pahami mengenai
pengertian kebuadayaan, sudut pandang kebudayaan, serta aplikasi kebudayaan di
lingkungan sekitar saat ini, muncul satu lagi pertanyaan. “Masih dapatkah
kembali ke era menutup negara seperti dulu?”. Jawaban dari saya pribadi yang
sekaligus menjadi kesimpulan dari makalah ini yaitu :
“Sebenarnya kita tidak perlu sampai mengharapkan
era saat ini kembali lagi ke era yang telah lampau, dimana kebudayaan merupakan
sebuah keseharian pada saat itu. Kita sebagai manusia dituntut untuk selalu
berkembang dan terus berkembang, hanya saja kita juga tidak boleh menganggap
remeh ataupun acuh terhadap kebudayaan yang kita miliki. Kita jaga, kita
lestarikan, dan kita banggakan kebudayaan yang hanya dimiliki oleh negeri kita
ini. Karena kebudayaan kita yakni kebudayaan asli dari Indonesia pada dasarnya
merupakan sarana utama bangsa ini guna mencapai tujuan sebenarnya Negara Indonesia
ini ada”.
__________________________________________________________________________________________________
DAFTAR PUSTAKA
__________________________________________________________________________________________________
0 komentar:
Posting Komentar
Don't forget to comment... ^ _ ^