Tema : Manusia dan Harapan
Benar,
Banyak Yang Diharapkan Dari Kita
Harapan. Kata ini
tentunya merupakan kata yang sering kita ucapkan ataupun kita dengarkan. Karena
semua manusia yang ada di bumi ini memiliki harapan dalam hidupnya, dan itu
pasti. Jika ada manusia yang tidak memliki harapan sama sekali dalam hidupnya,
bisa dibilang manusia tersebut mati dalam hidupnya. Lantas apa itu harapan? Harapan,
cita-cita semua itu hampir sama. Namun berbeda pengertian. Dalam Ilmu Budaya
Dasar mengatakan harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan
cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Kita tahu bahwa harapan adalah
sesuatu yang perlu kita capai meskipun tidak terlalu di utamakan (tidak terlalu
muluk), namun pada hakekatnya Setiap manusia mempunyai harapan. Harapan, kata
ini mengandung makna yang sama dengan kebutuhan manusia. Yang mana setiap
manusia ingin sesuatu yang diinginkannya. Dalam buku Ilmu Sosial Dasar
menyebutkan bahwa kebutuhan manusia itu terdiri atas :
1. Kelangsungan hidup
2. Keamanan
3. Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
4. Diakui lingkungan
5. Perwujudan cita-cita
Mungkin, saya rasa
sudah cukup sedikit pemahaman mengenai harapan yang tertera pada pembahasan di
atas. Kita langsung saja masuk ke contoh permasalahan. Mengenai sesuatu yang
diharapkan dari mahasiswa-mahasiswa di Indonesia ini.
Mengapa begitu banyak
mahasiswa yang belajar keluar negeri? Bukankah negeri sendiri sudah cukup mewah
menyediakan paket belajar dengan ragam fasilitas yang ada. Lembaga pendidikan
pun sudah sangat banyak,akan tetapi masih banyak juga mahasiswa kita yang punya
keinginan keras untuk belajar di negeri orang.
Bukan sebuah
kesalahan atau kekeliruan, tidak jarang juga hal ini memotivasi para pelajar di
Indonesia untuk lebih giat belajar dan mengembangkan kemampuannya sehingga
nanti mampu menggali keilmuan dengan peluang yang didapatnya di luar negeri.
Orang Jawa bilang : ”bibit, bebet, dan
bobot itu perlu”. Untuk apa? Untuk menilai kualitas dari seseorang.
Adagium ini bisa kita
pakai untuk membina generasi muda dari tingkat pembelajaran sedini mungkin.
Lebih tepatnya di tingkatan pendidikan tinggi, sekolah akademi, universitas,
dan sejenisnya. Cita-cita kemajuan bangsa itu dibentuk dari kemauan dan
kebutuhan masyarakatnya. Masyarakat itu adalah sekumpulan warga/kelompok, para
tokoh, dan mereka yang bisa dan dianggap mampu menyampaikan pesan dan
kebutuhannya terhadap negara.
Kalau sejak
pembelajaran terbiasa ditanamkan jiwa ”keakuan” terhadap pembangunan pendidikan
bangsa, bukan tidak mungkin kemampuan yang dimiliki para pelajar ditujukan
untuk kemajuan bangsa. Kalau sekarang jenjang pendidikan hanya sebagai
formalitas atau syarat untuk mendapatkan peluang kerja di kemudian hari tanpa
menumbuhkan kemauan untuk memajukan bangsa, potretnya bisa kita lihat sekarang.
Begitu jauh
ketimpangan antara pencari kerja dan penyedia lapangan kerja, kurang optimalnya
pengembangan diri dari organisasiorganisasi kemahasiswaan, dan sebagainya.
Peran serta keluarga dan binaan di masyarakat pun turut mengambil andil dalam
membangun sosok pelajar dan mahasiswa yang berprestasi untuk bangsa.
Menjadikan mahasiswa
sebuah harapan, minimal harapan kemajuan bagi keluarga dan masyarakatnya, sudah
cukup membuat rasa tanggung jawab dalam diri mahasiswa mengeksplorasi
kemampuannya untuk berbuat lebih. Pelajar dan mahasiswa di negeri kita masih
perlu banyak memotivasi diri untuk mengembangkan keahlian dan kemampuan yang
dimilikinya.
Menyadari sosok
mahasiswa sebagai penerus bangsa, kemajuan pendidikan bangsa, sudah sewajarnya
penghargaan bagi mahasiswa berprestasi, yang mampu menghasilkan sebuah kebanggaan
baik bagi institusi pendidikan ataupun bagi masyarakat sekitar, terlebih lagi
bangsa dan negara, diberikan apresiasi yang sepadan sehingga memberikan
motivasi yang lebih lagi di diri para pelajar dan mahasiswa Indonesia.
Mahasiswa itu tabungan negara dan kita agen kemajuan (we are agent of development). (Sumber: Seputar Indonesia, 10 Mei
2012).
Menanggapi
permasalahan di atas, memang sangatlah betul bahwa mahasiswa merupakan sosok
yang memiliki tugas dan kewajiban sebagai penerus bangsa. Sosok yang memiliki
pengaruh dalam memajukan pendidikan bangsa dan merupakan kebanggan untuk
orang-orang disekitar kita. Saya pribadi megakui bahwa sampai saat ini saya belum
mencapai itu semua. Namun saya memiliki harapan bahwa pada waktu yang tepat,
seiring dengan segala kegigihan dan kemauan yang kuat yang berasal dari diri
sendiri, semua harapan dan cita-cita tersebut mampu dicapai. Amatlah
disayangkan apabila melihat seorang mahasiswa yang menyia-nyiakan tenaga,
pikiran, waktu serta uangnya (mayoritas
masih berasal dari orang tuanya) dengan melakukan hal-hal yang tidak
berguna selama menjalani proses perkuliahan. Dan pada akhirnya mahasiswa
tersebut tidak memperoleh sama sekali apa yang seharusnya ia dapatkan sebagai
mahasiswa, dan itu murni atas peruatannya sendiri. Apa yang bisa diharapkan
jika sudah seperti ini? Oleh karena itu, saya sebagai salah seorang mahasiswa
mengajak kalian semua, para mahasiswa untuk tidak menyia-nyiakan apa yang
kalian jalani saat ini. Kita jalani sungguh-sungguh proses menuntut ilmu ini.
Karena sadarilah, bahwa sebenarnya kita adalah tumpuan dan harapan bagi mereka
semua, diantaranya orang tua kita serta bangsa ini, bangsa Indonesia.
_________________________________________________________________________
"Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan uraian-uraian yang terdapat pada artikel ini. Saya berharap artikel ini dapat memberi manfaat bagi semua yang bersedia membacanya maupun diri saya pribadi sebagai sebuah pengetahuan baru dan juga sebagai pemenuhan tugas kuliah softskill - Ilmu Budaya Dasar. Terima Kasih."
_________________________________________________________________________
0 komentar:
Posting Komentar
Don't forget to comment... ^ _ ^