Permasalahan tuna sosial di
Indonesia yang meliputi masalah gelandangan, pengemis, tuna susila, bekas
narapidana dan pengidap HIV/AIDS terus menunjukan peningkatan sejalan dengan krisis
ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1998 yang hingga saat ini belum
teratasi dengan baik.
Meningkatnya
julah kelurga miskin dan angka putus sekolahdiberbagai tingkat pendidikan,
menurunnya kesempatan kerja dan maraknya berbagai konflik sosial dan politik
yang muncul di berbagai konflik sosisla dan politik yang muncul diberbgai
daerah. Keadaan ini diperparah, karena bertepatan dengan terjadinya masa
transisi dari sistem pemerintahan yang bersifat sentralisasi ke desentralisasi
dan era perdagangan bebas (AFTA), sebagaimana layaknya suatu masa transisi,
maka masih terdapat banyak kekurangan - kekurangan yang membutuhkan waktu untuk
perbaikannya. Keadaan ini membuat sebagian masyarakat limbung dan berusaha
untuk survive dengan cara seadanya, seperti antara lain mengemis, mencuri,
memalak, menodong, melacur, mengeksloitasi anak dan perempuan untuk tujuan seks
dan lain - lain cara mencari nafkah yang melanggar hukum dan norma - norma
sosial dan agama. Gejala-gejala ini utama marak di kota - kota besar yang
mereka anggap lebih memungkinkan untuk cara-cara mencari nafkah semacam itu.
Masalah lain yang kecepatan penyebaran maupun penanggulangannya sangat berkaitan dengan kemis-kinan adalah HIV/AIDS. Dan status Indonesia dewasa ini telah berubah dari negara dengan kategori prevalensi HIV/AIDS rendah menjadi negara dengan kategori epidemi terkonsentrasi, seperti di Provinsi Riau, Papua, DKI Jakarta, Bali, Jawa Barat dan JawaTimur. Data Epidemologis menunjukkan bahwa penularan HIV di Indonesia semakin memprihatinkan. Kenaikan jumlah kasus baru dari mereka yang tertular HIV meningkat sangat tajam. Berdasarkan data Pusdatin Kesejahteraan Sosial tahun 2002, populasi Tuna Sosial kurang lebih 333.020 dengan rincian sebagai berikut : Gelandangan dan Pengemis 85.294 orang, Tuna Susila 129.478 orang dan Bekas Narapidana 115.307 orang, sedangkan berdasarkan laporan yang diterima oleh Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (PPM dan PL) per Desember 2003, jumlah kasus HIV/AIDS adalah 4.901 kasus.
Masalah lain yang kecepatan penyebaran maupun penanggulangannya sangat berkaitan dengan kemis-kinan adalah HIV/AIDS. Dan status Indonesia dewasa ini telah berubah dari negara dengan kategori prevalensi HIV/AIDS rendah menjadi negara dengan kategori epidemi terkonsentrasi, seperti di Provinsi Riau, Papua, DKI Jakarta, Bali, Jawa Barat dan JawaTimur. Data Epidemologis menunjukkan bahwa penularan HIV di Indonesia semakin memprihatinkan. Kenaikan jumlah kasus baru dari mereka yang tertular HIV meningkat sangat tajam. Berdasarkan data Pusdatin Kesejahteraan Sosial tahun 2002, populasi Tuna Sosial kurang lebih 333.020 dengan rincian sebagai berikut : Gelandangan dan Pengemis 85.294 orang, Tuna Susila 129.478 orang dan Bekas Narapidana 115.307 orang, sedangkan berdasarkan laporan yang diterima oleh Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (PPM dan PL) per Desember 2003, jumlah kasus HIV/AIDS adalah 4.901 kasus.
0 komentar:
Posting Komentar
Don't forget to comment... ^ _ ^