Manusia
pada dasarnya adalah mahluk yang hidup dalam kelompok dan mempunyai organisme
yang terbatas di banding jenis mahluk lain ciptaan Tuhan. Untuk mengatasi
keterbatasan kemampuan organisasinya itu, menusia mengembangkan sistem-sistem
dalam hidupnya melalui kemampuan akalnya seperti sistem mata pencaharian,
sistem perlengkapan hidup dan lain-lain. Dalam kehidupannya sejak lahir manusia
itu telah mengenal dan berhubungan dengan manusia lainnya. Seandainya manusia
itu hidup sendiri, misalnya dalam sebuah ruangan tertutup tanpa berhubungan
dengan manusia lainnya, maka jelas jiwanya akan terganggu.
Naluri
manusia untuk selalu hidup dan berhubungan dengan orang lain disebut
“gregariousness” dan oleh karena itu manusia disebut mahluk sosial. Dengan
adanya naluri ini, manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi
kehidupannya dan memberi makna kepada kehidupannya, sehingga timbul apa yang
kita kenal sebagai kebudayaan yaitu sistem terintegrasi dari perilaku manusia
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian manusia dikenal
sebagai mahluk yang berbudaya karena berfungsi sebagai pembentuk kebudayaan,
sekaligus apat berperan karena didorong oleh hasrat atau keinginan yang ada
dalam diri manusia yaitu :
1. menyatu dengan
manusia lain yang berbeda disekelilingnya
2. menyatu dengan
suasana dalam sekelilingnya
Semua itu dapat terlihat dari reaksi yang diberikan
manusia terhadap alam yang kadang kejam dan ramah kepada mereka. Manusia itu
pada hakekatnya adalah mahluk sosial, tidak dapat hidup menyendiri. Ia
merupakan “Soon Politikon” , manusia itu merupakan mahluk yang hidup bergaul, berinteraksi.
Perkembangan dari kondisi ini menimbulkan kesatuan-kesatuan manusia,
kelompok-kelompok sosial yang berupa keluarga, dan masyarakat.
Maka terjadilah suatu sistem yang dikenal sebagai sistem kemasyarakatan atau
organisasi sosial yang mengatur kehidupan mereka, memenuhi kebutuhan hidupnya.
CONTOH KASUS
Di Amerika, Tiap Empat Jam Orang Bunuh Diri
TEMPO Interaktif, Washington -
Tingkat bunuh diri di Amerika tergolong tinggi. Pusat Pencegahan dan Kontrol
Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention) Amerika melaporkan setiap
15 menit satu individu tewas karena bunuh diri. Fakta lain yang terungkap dalam
laporan itu adalah untuk setiap orang yang tewas, beberapa orang lainnya
merenungkan, merencanakan, atau berupaya untuk buhuh diri.
Sebagai contoh, di negara bagian Utah, 1 dari 15 (6,7 persen) orang dewasa mempunyai pikiran yang serius untuk bunuh diri. Sementara di negara bagian Georgia, jumlah orang dewasa yang punya pikiran yang sama adalah 1 dari 50 orang (2,0 persen).
Direktur Centers for Disease Control and Prevention Thomas M. Frieden, M.D mengatakan bunuh diri adalah tragedi untuk individu, keluarga, dan masyarakat. “Laporan ini mengulas bahwa kita punya kesempatan untuk campur tangan sebelum seseorang mati karena buhuh diri. Kita bisa mengidentifikasi risiko-risiko untuk mengambil aksi sebelum upaya bunuh diri terjadi,” kata Frieden.
Dia mengatakan kebanyakan orang tidak nyaman bicara soal bunuh diri. Tapi masyarakat butuh kerja sama untuk meningkatkan kesadaran tentang bunuh diri dan mempelajari lebih lanjut tentang campur tangan untuk mencegah masalah kesehatan publik ini.
Banyak fakta-fakta lain yang terungkap dari laporan tersebut. Beberapa di antaranya adalah pada 2010, lebih dari 2,2 juta orang dewasa (1 persen) dilaporkan membuat rencana bunuh diri. Tingkat prevalensi dari orang yang serius berpikir untuk bunuh diri, merencanakan, berupaya melakukannya lebih banyak terjadi pada orang berusia 18-29 tahun. Di lihat dari sisi gender, perempuan mempunyai frekuensi pikiran bunuh diri lebih tinggi ketimbang laki-laki.
Sebagai contoh, di negara bagian Utah, 1 dari 15 (6,7 persen) orang dewasa mempunyai pikiran yang serius untuk bunuh diri. Sementara di negara bagian Georgia, jumlah orang dewasa yang punya pikiran yang sama adalah 1 dari 50 orang (2,0 persen).
Direktur Centers for Disease Control and Prevention Thomas M. Frieden, M.D mengatakan bunuh diri adalah tragedi untuk individu, keluarga, dan masyarakat. “Laporan ini mengulas bahwa kita punya kesempatan untuk campur tangan sebelum seseorang mati karena buhuh diri. Kita bisa mengidentifikasi risiko-risiko untuk mengambil aksi sebelum upaya bunuh diri terjadi,” kata Frieden.
Dia mengatakan kebanyakan orang tidak nyaman bicara soal bunuh diri. Tapi masyarakat butuh kerja sama untuk meningkatkan kesadaran tentang bunuh diri dan mempelajari lebih lanjut tentang campur tangan untuk mencegah masalah kesehatan publik ini.
Banyak fakta-fakta lain yang terungkap dari laporan tersebut. Beberapa di antaranya adalah pada 2010, lebih dari 2,2 juta orang dewasa (1 persen) dilaporkan membuat rencana bunuh diri. Tingkat prevalensi dari orang yang serius berpikir untuk bunuh diri, merencanakan, berupaya melakukannya lebih banyak terjadi pada orang berusia 18-29 tahun. Di lihat dari sisi gender, perempuan mempunyai frekuensi pikiran bunuh diri lebih tinggi ketimbang laki-laki.
SUMBER :
OPINI
Pada dasarnya peran individu dan keluarga dalam masyarakat merupakan
pengembangan pola hidup yang sesuai dengan norma, nilai dan adat istiadat yang
berlaku. Juga turut serta dalam kegiatan masyarakat, misalnya kerja bakti ,siskamling,
karang taruna dll.Fungsi
individu sendiri adalah untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dalam
sebuah keluarga dan nantinya akan berkembang hinggai lingkup yang lebih luas, yakni masyarakat.
Dan seorang individu harus mampu menjadi sesosok yang berguna dan mampu mengambil peran dalam keluarga maupun dalam suatu masyarakat, apabila peran yang dilakoni bersifat positif maka masyarakat dan keluarga pun akan bangga dan senantiasa menghargai kita sebagai sosok individu yang sebenarnya.
"Sekian
yang dapat saya paparkan mengenai individu, keluarga dan masyarakat. Mohon
maaf apabila ada kesalahan teori maupun argumen yang saya utarakan. Terima
Kasih."
0 komentar:
Posting Komentar
Don't forget to comment... ^ _ ^